SIKAP DAN PERILAKU SOSIAL
“HIKMAH
DI BALIK PEKERJAAN YANG AKU LAKUKAN”
KELOMPOK 3
Ø Ai
Lia A
12115979
Ø Ardi Sofian 12115184
Ø Bambang
Widiyanto 12114867
Ø
Dewi Fitriani 12119454
Ø Dewi
oktobriani 12112240
Ø
Dwi Ratna PS 18113820
Ø
Husnul Khotimah 18111519
Ø Irpan
Ardiansah 18112951
Ø Indra
Nurlatif 18113375
Ø Novieta
Septia D 18111621
Ø Sofiah 18112328
12.2G.25
CHARACTER BUILDING
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan ke
hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan islam kepada kita,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,sahabat
dan kita sebagai generasi penerusnya hingga akhir zaman.Penyusunan makalah ini
bertujuan untuk.
Mengangkat
permasalahan - permasalahan tentang kehidupan sikap dan perilaku sosial kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung makalah ini.
Kami sebagai penyusun menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi
pembaca.
DAFTAR ISI
KATA
PENGATAR ............................................................................................................2
DAFTAR ISI .......................................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang.............................................................................................................4
- Tujuan..........................................................................................................................5
- Manfaat........................................................................................................................5
- Rumusan Masalah........................................................................................................5
- Sistematika penulisan...................................................................................................5.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pekerja Seks Komersial.........................................................................................6
B. Pelacuran
Menurut Agama............................................................................................6
C.
Faktor-faktor pendukung perilaku seks pada remaja ...................................................8
D.
Ciri khas PSK...............................................................................................................9
E.
Katagori
PSK..............................................................................................................10
F. Faktor-faktor
penyebab adanya PSK..........................................................................11
G.
persoalan psikologis.....................................................................................................12
H.
Dampak yang
di timbulkan..........................................................................................12
I.
Penanganan
masalah PSK..........................................................................................13
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian prostitusi dan permasalahannya................................................................14
B. Motif yang melatar belakangi PSK...........................................................................16
C. Akibat dari PSK..........................................................................................................17
D. Masalah-masalah yang timbul dari PSK....................................................................17
E. PSK pekerja tak bermoral............................................................................................18.
F. Peran petugas sebagai kesehatan.................................................................................18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………............................……..19
B. Saran …………………………………………………................................…….
19
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dari
sejak dulu PSK sudah menjadi akar di dunia ini, sebagian yang melakukan pekerja
sexs komersial, karena faktor ekonomi dan frustasi dengan keadaan yang ada.
Pekerjaan ini sudah menjadi lumrah bagi mereka yang melakukaknnya, bahkan ada
sebuah desa yang menjadi sarana dan
prasarana mereka untuk beroperasi tanpa ada kendala dari masyarakat
setempat, dan masyarakat tidak perduli
dengan apa yang mereka lakukan, pekerjaan tersebut sudah menjadi hal biasa bagi
masyarakat di desa tersebut. Bahkan para pekerja sexs komersial itu mendapatkan
izin untuk tinggal di desa tersebut dan mendapatkan fasilitas kesehatan secara
rutin.
Pada
tahun 1990, desa
tersebut menjadi tempat pendatang bagi pekerja sexs komersial untuk beroprasi dengan dikuatkan oleh para premanisme desa
tersebut sehingga mulai menguatkan mereka untuk terus beroprasi secara rutin
dan mulai merancabang dengan membuka café-café dan tempat untuk melakukan
hubungan intim.
Dan
sejak tahun 1998 sampai sekarang, pekerja sexs komersial tidak bisa di
bubarkan. Sehingga desa tersebut menyetujui akan keberadaan mereka beroprasi
dan membuka cafe-cafe untuk mereka mencari nafkah dengan kesepakatan yang sudah
disepakati dengan para ulama, tokoh masyarakat, bahkan petugas keamanan
(polisi) ikut serta dalam kebijakan yang di buat dalam desa tersebut.
B.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
pengetian dari pekerja seks komersial
2.
Untuk mengetahui
bagaimana pandangan agama terhadap pelacuran
3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
menyebabkan terjadinya seks bebas pada remaja
4. Untuk
mengetahui penyebab mereka memilih pekerjaan sebagai PSK
5. Untuk
mengetahui dampak negative PSK
C.
Manfaat
Makalah
ini diharapkan agar kita dapat
mengetahui isi hati mereka yang dipandang sebagai pekerjaan yang hina dan kotor
tanpa melihat kondisi kehidupan meraka yang penuh senyum dalam penderitaan yang
mereka hadapi.
D.
Rumusan Masalah
Ada beberapa permasalahan yang akan di bahas
1.
Pengertian pekerja seks komersial (PSK)
2.
Faktor pendukung perilaku seks pada remaja
3.
Dampak yang di timbulkan seorang menjadi PSK
4.
peran sebagai petugas kesehatan
E.
Sistematika penulisan
Rancangan sistematika makalah ini terdiri atas beberapa
bab yang akan dirinci sebagai berikut :
BAB 1 : Pendahuluan
BAB 1 : Pendahuluan
Berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, metode pembahasan, dan sistematika
penulisan
BAB 2 :
Landasan teori
Berisi mengenai : Pengertian Pekerja Seks Komersial, Pelacuran Menurut Agama, Faktor-faktor pendukung
perilaku seks pada remaja, Faktor-faktor penyebab adanya PSK, persoalan
psikologi, Dampak yang di timbulkan.
BAB 3 : pembahasan
Berisi mengenai : Pengertian
prostitusi dan permasalahan nya, Motif yang
menterbelakangi seorang menjadi PSK, Akibat dari PSK, Masalah-masalah yang
timbul dari PSK, PSK pekerja tak bermoral, Peran petugas sebagai kesehatan.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Pengertian Pekerja Seks Komersial
Pekerja
seks komersial adalah seseorang yang menjual jasanya untuk melakukan hubungan
seksual demi uang. Di Indonesia Wanita Malam (pekerja seks komersial) sebagai
pelaku wanita pemikat lelaki hidung belang untuk memuaskan nafsu birahinya. Ini
menunjukkan bahwa prilaku perempuan Wanita Malam itu sangat begitu buruk, hina
dan menjadi musuh masyarakat.Mereka
kerap dihina, dicaci maki, bahkan jadi cemohan bagi semua orang yang benci
terhadap mereka. Bila tertangkap aparat penegak ketertiban, mereka juga digusur karena dianggap melecehkan
kesucian agama dan mereka direhabilitasi dan diberikan penyuluhan. Pekerjaan
Seks Komersial sudah dikenal di masyarakat sejak berabad lampau, ini terbukti dengan banyaknya catatan
tercecer seputar mereka dari masa kemasa.
Di
kalangan masyarakat Indonesia, pelacuran dipandang negatif, dan mereka yang
menyewakan atau menjual tubuhnya sering dianggap sebagai
sampah masyarakat. Ada pula pihak yang menganggap pelacuran sebagai sesuatu
yang buruk, malah jahat, namun toh dibutuhkan (evil necessity).
B.
Pelacuran Menurut Agama
Pekerja seks
komersial sangat diharamkan didalam setiap agama karena bisa merusak moral
maupun mengakibatkan hal yang negatif.
Pandangan Agama Islam mengenai pelacuran
Pelacuran dalam Islam adalah haram hukumnya dan berdosa besar. Islam juga melarang
berkahwin dengan pelacur:
Dalam hal ini ada suatu riwayat yang
diceriterakan oleh Murtsid dari Abu Murtsid, bahwa dia minta izin kepada Nabi
untuk kahwin dengan pelacur yang telah dimulainya perhubungan ini sejak zaman
jahiliah, namanya: Anaq. Nabi tidak menjawabnya sehingga turunlah ayat yang
berbunyi:
Lelaki tukang zina tidak (boleh)
kahwin, melainkan dengan perempuan penzina dan musyrik, dan perempuan penzina
tidak (boleh) kahwin,melainkan dengan lelaki penzina atau musyrik.Yang demikian
diharamkan atas orang-orang mukmin.(Al-Quran Surah An-Nur:3) Kemudian baginda
bacakan ayat tersebut dan berkata: "Jangan kamu kahwin dengan dia"
(hadis riwayat Abu Daud,An-Nasa'i dan Tarmiz
Pandangan dalam Perjanjian Baru
Agama Yahudi di masa Perjanjian Baru
(New Testament), khususnya di masa Jesus menganggap negatif perlakuan
pelacuran kerana itu orang baik-baik biasanya tidak mau bergaul dengan mereka
bahkan menjauhkan diri dari orang-orang seperti itu. Namun demikian Jesus
digambarkan dekat dengan orang-orang yang disingkirkan oleh masyarakat seperti
para pelacur, pemungut cukai, dll. Injil Matius melukiskan demikian: "Kata
Jesus kepada mereka: 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut
cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam
Kerajaan Allah'." (Matius 21:31)
Maria Magdalena, salah seorang
pengikut dan murid Jesus, seringkali digambarkan sebagai seorang pelacur yang
diampuni Jesus (Lukas 8:2), meskipun pendapat ini masih diperdebatkan.
Kitab Wahyu melukiskan Roma sebagai
pelacur besar yang akan dijatuhi hukuman oleh Allah: "... sebab benar dan
adil segala penghakiman-Nya, kerana Ialah yang telah menghakimi pelacur besar
itu, yang merusakkan bumi dengan percabulannya; dan Ialah yang telah
membalaskan darah hamba-hamba-Nya atas pelacur itu." (Wahyu 19:2; lih.
pula Wahyu 17:1, 17:5, 17:15, 17:16). Di sini perlu diingat bahwa Roma yang
dimaksudkan oleh penulis Kitab Wahyu ini adalah pemerintahan yang pada waktu
itu menindas dan menganiaya Gereja dan orang-orang Kristian pada masa-masa
permulaan agama Kristian. Ini bermakna pelacuran itu haram.
Pandangan Agama Hindu
Dalam
pandangan umat Hindu pelacuran sangat sangat dilarang, kerana dalam Hinduisme,
tubuh wanita itu ibarat susu kehidupan bagi generasi berikutnya, mereka yang
menjual dan membeli susu kehidupan dalam pandangan hindu hukumnya adalah
kutukan seumur hidup. Dalam Veda(kitab agama Hindu) sendiri yang merupakan
kitab suci umat hindu pelacuran disebutkan sebagai sesuatu yang selain
dipantangkan juga akan mendapatkan kutukan sebanyak 7 keturunan.
Pandangan Agama
Buddha
Dalam
kitab suci agama Buddha,
pelacuran jelas jelas dilarang kerana tidak sesuai dengan keinginan Buddha.
C.
Faktor-faktor pendukung perilaku seks pada remaja
Pekerja seks komersial kebanyakan
terjadi pada remaja yang diawali dengan terjadinya pergaulan kearah seks bebas. Dimana
menurut para ahli, alasan seorang remaja melakukan seks adalah sebagai berikut:
1)
Tekanan yang
datang dari teman pergaulannya
Lingkungan pergaulan yang dimasuki
oleh seorang remaja dapat juga berpengaruh untuk menekan temannya yang belum
melakukan hubungan seks. Bagi remaja
tersebut tekanan dari teman-teman nya itu
dirasakan lebih kuat dari pada yang didapat dari pacarnya sendiri.
2)
Adanya tekanan dari pacar
Karena
kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela melakukan
apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapinya.Dalam hal ini
yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan juga sikap memberontak
terhadap orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan, penerimaan,
rasa aman, dan harga diri selayaknya orang dewasa.
3) Adanya kebutuhan badaniah
Seks menurut para ahli merupakan kebutuhan
dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Jadi wajar
jika semua orang tidak terkecuali remaja, menginginkan hubungan seks ini,
sekalipun akibat dari perbuatannya tersebut tidak sepadan dengan resiko yang
dihadapinya.
4) Rasa penasaran
Pada usia remaja,
keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-temannya
mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi yang tidak
terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk
lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
5) Pelampiasan diri
Faktor ini tidak hanya datang dari
diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan
biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam dirinya,
maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus asa dan
mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas.
Faktor lainnya datang dari
lingkungan keluarga.Bagi seorang
remaja mungkin aturan yang diterapkan oleh kedua orang tuanya tidak dibuat
berdasarkan kepentingan kedua belah pihak (orang tua dan anak), akibatnya
remaja tersebut merasa tertekan sehingga ingin membebaskan diri dengan
menunjukkan sikap sebagai pemberontak, yang salah satunya dalam masalah seks.
Untuk
mencegah hal-hal yang tidak di kehendaki, perlu ada perhatian dari kita bersama
dengan cara memberikan informasi yang cukup mengenai pendidikan seks dan
Pendidikan agama. Kalau tidak
ada informasi dan pendidikan agama di khawatirkan remaja cendrung menyalah
gunakan hasrat seksualnya tanpa kendali dan tanpa pencegahan sama sekali. semua
menyedihkan, dan sekaligus berbahaya, hanya karena kurangnya tuntunan
seksualitas yang merupakan bagian dari kemanusiaan kita sendiri
D. Ciri khas PSK
Ada beberapa ciri khas seorang pelacur / Pekerja seks komersial
1) Wanita,
lawan pelacur adalah gigolo (pelacur pria)
2) Biasanya cantik, ayu, rupawan, manis, atraktif, menarik
3) Muda
4) Pakaian
mencolok, beraneka warna, eksentrik
5) Teknik seksual mekanistik, cepat, tidak hadir secara psikis
6) Mobile
7) Biasanya berasal dari strata ekonomi dan social rendah, tidak mempunyai
ketrampilan khusus, berpendidikan rendah. Sedangkan pelacur kelas tinggi
biasanya berpendidikan tinggi, beroperasi secara amateur atau professional.
8) 60-80 % intelektual normal
9)Mereka memperlihatkan penampilan lahiriah seperti : wajah, rambut, pakaian,
alat kosmetik, parfum yang merangsang.
E. Kategori PSK
Peristiwa pelacuran timbul akibat adanya dorongan seks yang tidak
terintergrasi dengan kepribadian pelakunya. Dari impuls-impuls seks yang tidak
terkendali oleh hati nurani tersebut dipakailah teknik seksual yang kasar dan
provokatif dan berlangsung tanpa afeksi an perasaan emosi serta kasih sayang.
Perbuatan melacur dilakukan sebagai kegiatan sambilan atau pengisi waktu
senggang, ataupun sebagai pekerjaan penuh (profesi). Pada tahun 60-an dinas
social menggunakan istilah wanita tuna susila (WTS) bagi pelacur wanita
sedangkan pelacur pria disebut gigolo. Bentuk kegiatan atau tingkah laku
manusia yang termasuk dalam kategori pelacuran adalah :
1.
pergundikan,
pemeliharaan istri tidak resmi, mereka hidup sebagai suamiistri, namun tanpa
ikatan perkawinan atau nikah.
- Tante Girang. Wanita yang sudah kawin, tetapi sering melakukan perbuatan erotik dan seksual dengan pria lain secara iseng untuk pengisi waktu dengan bersenang-senang, untuk mendapatkan pengalaman seks, atau secara intersensional untuk mendapatkan penghasilan.
- Gadis Panggilan. Gadis atau wanita yang menyediakan diri untuk dipanggil dan dipekerjakan sebagai pelacur, melalui saluran tertentu. Pada umumnya terdiri ibu-ibu, pelayan took, pegawai, buruh, siswi sekolah, dan mahasiswi.
- Gadis bar. Gadis yang bekerja sebegai pelayan bar, yang sekaligus bersedia memberikan pelayanan seks kepada para pengunjug.
- Gadis Juvenil Deliquent. Gadis muda jahat yang didorong oleh emosi yang tidak matang dan keterbelakangan intelek, serta pasif. Muah menjadi pecandu minuman keras atau narkoba, sehingga mudah tergiur untuk melakukan perbuatan immoral seksual dan pelacuran.
- Gadis Binal (free girls). Gadis sekolah atau putus sekolah, akademi dan fakultas,yang berpendirian menyebarluaskan kebebasan seks secara ekstrim untuk mendapatkan kepuasan seksual.
- Taxi Girls. Wanita atau gadis panggilan yang ditawarkan dan dibwa ketempat plesiran dengan taksi atau becak.
- Penggali Emas (gold-digger). Gadis atau wanita cantik, ratu kecantikan, pramugari, penyanyi, aktris anak wayang dll. Pada umumnya mereka sulit untuk diajak bermain seks, yang diutamakan dengan kelihaiannya dapat menggali emas dan kekayaan dari kekasihnya.
- Hostess (pramuria). Gadis atau wanita yang menyemarakkan kehidupan malam dan nightclub dan merupakan bentuk pelacuran halus. Hostess harus melayani makan, minum dan memuaskan naluri seks sehingga pelanggan dapat menikmati keriaan suasana tempat hiburan.
- Promikuitas. Hubungan seks secara bebas dan awut-awutan dengan sembarangan pria juga dilakukan dengan banyak lelaki.
F.
Faktor-faktor penyebab
adanya PSK (pekerja seks komersial):
1.
Kemiskinan
Diantara alasan penting yang melatar belakangi adalah kemiskinan yang
sering bersifat structural. Struktur kebijakan tidak memihak kepada kaum yang
lemah sehingga yang miskin semakin miskin, sedangkan yang kaya semakin menumpuk harta kekayaannya.
Kebutuhan yang semakin banyak bagi seorang perempuan dan tekanan moral dari keluarga memaksa dia
untuk mencari sebuah pekerjaan dengan penghasilan yang memuaskan sehingga pekerjaan yang harampun jadi pilihan mereka, karena kondisi kebutuhan materi yang
menuntut.
2.
Kekerasan
seksual
Penelitian menunjukkan banyak faktor penyebab perempuan menjadi PSK diantaranya
kekerasan seksual seperti perkosaan oleh bapak kandung, paman, guru dan
sebagainya.
3.
Penipuan
Faktor lain yaitu, penipuan dan
pemaksaan dengan berkedok agen penyalur tenaga kerja. Kasus penjualan anak
perempuan oleh orangtua sendiri pun juga kerap ditemui.
4.
Pornografi
Menurut definisi Undang-undang Anti Pornografi, pornografi adalah
bentuk ekspresi visual berupa gambar,
tulisan, foto, film atau yang dipersamakan dengan film, video, tayangan atau
media komunikasi lainnya yang sengaja dibuat untuk memperlihatkan secara
terang-terangan atau tersamar kepada public alat vital dan bagian – bagian
tubuh serta gerakan-gerakan erotis yang menonjolkan sensualitas dan
seksualitas, serta segala bentuk perilaku seksual dan hubungan seks manusia
yang patut diduga menimbulkan rangsangan nafsu birahi pada orang lain.
G. Persoalan – persoalan psikologis
1.
Akibat gaya hidup modern
Seseorang perempuan pastinya ingin tampil dengan keindahan tubuh dan
barang-barang yang dikenakannya. Namun ada dari beberapa mereka yang terpojok
karena masalah keuangan untuk pemenuhan keinginan tersebut maka mereka
mengambil jalan pintas dengan menjadi PSK untuk pemuasan dirinya.
2.
Broken home
Kehidupan keluarga yang kurang baik dan tidak harmonis dapat memaksa seseorang
remaja untuk melakukan hal - hal yang kurang baik di luar rumah dan itu
dimanfaatkan oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab dengan mengajaknya
bekerja sebagai PSK.
3.
Kenangan masa kecil yang buruk
Tindak pelecehan yang semakin meningkat pada seorang perempuan bahkan
adanya pemerkosaan pada anak kecil bisa menjadi faktor dia menjadi seorang PSK.
H. Dampak yang ditimbulkan bia seseorang bekerja sebagai PSK (pekerja seks
komersial) :
1.
Keluarga dan masyarakat tidak dapat lagi memandang
nilainya sebagai seorang perempuan.
2.
Stabilitas sosial pada dirinya akan terhambat, karena
masyarakat hanya akan selalu mencemooh dirinya.
3.
Memberikan citra buruk bagi keluarga.
4.
Mempermudah
penyebaran penyakit menular seksual, seperti
penykit kelamin, sifilis, hepatitis B HIV/AIDS
I.
Penanganan masalah PSK
a.
Keluarga
-
Meningkatkan pendidikan anak-anak terutama mengenalkan pendidikan seks secara
dini agar terhindar dari perilaku seks bebas.
-
Meningkatkan bimbingan agama sebagai tameng agar terhindar dari perbuatan dosa.
b.
Masyarakat
Meningkatkan
kepedulian dan melakukan pendekatan terhadap kehidupan PSK.
c.
Pemerintah
- Memperbanyak tempat atau panti rehabilitasi.
- Meregulasi undang-undang khusus tentang PSK.
- Meningkatkan keamanan dengan lebih
menggiatkan razia lokalisasi PSK untuk dijaring dan mendapatkan rehabilitasi.
HIV/AIDS.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Prostitusi
Prostitusi merupakan masalah dan patologi sosial sejak sejarah kehidupan
manusia sampai sekarang. Usaha penanggulangannya sangat sukar sebab harus
melalui proses dan waktu yang panjang serta biaya yang besar. Usaha mengatasi
tuna susila pada umumnya dilaukan secara preventif dan represif kuratif.
1. Menurut jumlahnya, prostitusi dibagi dalam :
- Individual
- Bantuan
organisasi dan sindikat
2. Menurut lokasinya :
- Setartegis/lokalisasi
- Dibalik
front organisasi/bisnis terhormat
3. Klasifikasi :
- Sektor formal (kompleks lokalisasi, panti pijat, club malam, perempuan
pendamping, penyedia perempuan panggilan)
- Sektor informal (berorientasi secara tidak tetap)
Usaha yang bersifat preventif diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan untuk
mencegah terjadinya pelacuran. Kegiatan yang
dimaksud berupa :
- Penyempurnaan undang-undang tentang larangan atau pengaturan penyelenggaraan pelacuran.
- Intensifikasi pendidikan keagamaan dan kerohanian, untuk menginsafkan kembali dan memperkuat iman terhadap nilai religius serta norma kesusilaan.
- Bagi anak puber dan remaja ditingkatkan kegiatan seperti olahraga dan rekreasi, agar mendapatkan kesibukan, sehingga mereka dapat menyalurkan kelebihan energi.
- Memperluas lapangan kerja bagi kaum wanita disesuaikan dengan kodratnya dan bakatnya, serta memberikan gaji yang memadahi dan dapat untuk membiayai kebutuhan hidup.
- Diadakan pendidikan seks dan pemahaman nilai perkawinan dalam kehidupan keluarga.
- Pembentukan team koordinasi yang terdiri dari beberapa instansi dan mengikutsertakan masyarakat lokal dalam rangka penanggulangan prostitusi.
- Penyitaan, buku, majalah, film, dan gambar porno sarana lain yang merangsang nafsu seks.
- Meningkatkan kesejahteraan seks.
Sedangkan usaha-usaha yang bersifat represif kuratif dengan tujuan untuk
menekan, menghapus dan menindas, serta usaha penyembuhan para wanita tuna
susila, untuk kemudian dibawa kejalan yang benar. Usaha tersebut antara lain
sebagai berikut :
- Melakukan kontrol yang ketat terhadap kesehatan dan keamanan para pelacur dilokalisasi.
- Mengadakan rehabilitasi dan resosialisasi, agar mereka dapat dikembalikan sebagai anggota masyarakat yang susila. Rehabilitasi dan resosialisasi dilakukan melalui pendidikan moral dan agama, latihan kerja, pendidikan ketrampilan dengan tujuan agar mereka menjadi kreatif dan produktif.
- Pembinaan kepada para WTS sesuai dengan bakat minat masing-masing.
- Pemberian pengobatan (suntiakan) paa interval waktu yang tetap untuk menjamin kesehatan dan mencegah penularan penyakit.
- Menyediakan lapangan kerja baru bagi mereka yangbersedia meninggalkan profesi pelacur, dan yang mau memulai hidup susila.
- Mengadakan pendekatan kepada pihak keluarga dan masyarakat asal pelacur agar mereka mau menerima kembali mantan wanita tuna susila untuk mengawali hidup barunya.
- Mencarikan pasangan hidup yang permanen (suami) bagi para wanita tuna susila untuk membawa mereka ke jalan yang benar.
- Mengikutsertakan para wanita WTS untuk berpratisipasi dalam rangka pemerataan penduduk di tanah air dan perluasan esempatan bagi kaum wanita.
B. Motif yang melatar belakangi PSK
Motif-motif yang melatarbelakangi seseorang menjadi pelacur / PSK
1) Kesulitan
hidup
2) Nafsu
seks abnormal
3) Tekanan
ekonomi
4) Aspirasi
materil tinggi
5)
Kompensasi terhadap perasaan inferior
6) Ingin tahu pada masalah seks
7)
Pemberontakan terhadap otoritas orang tua
8) Simbol
keberanian dan kegagahan
9) Bujuk
rayu laki-laki dan/calo
10) Stimulasi seksual melalui film, gambar, bacaan
12) Pelayan
dan pembantu Rumah tangga
13)
Penundaan pernikahan
14) Disorganisasi dan disintegrasi kehidupan keluarga
15) Mobilitas pekerjaan atau jabatan pria
16) Ambisi besar mendapatkan status sosial ekonomi tinggi
17) Mudah
dilakukan
18) Pecandu
narkoba
19)
Traumatis cinta
20) Ajakan
teman
21) Tidak
dipuaskan pasangan/suami
C. Akibat menjadi pelacur / PSK
Praktek-praktek pelacuran biasanya ditolak oleh masyarakat dengan cara
mengutuk keras, serta memberikan hukuman yang berat bagi pelakunya. Namun
demikian ada anggota masyarakat yang bersifat netral dengan sikap acuh dan masa
bodoh. Disamping itu ada juga yang menerima dengan baik. Sikap menolak
diungkapkan dengan rasa benci, jijik, ngeri, takut dll. Perasaan tersebut
timbul karena prostitusi dapat mengakibatkan sebagai berikut. :
- Menimbulkan dan menyebarkan penyakit kelamin dan penyakit kulit. Penyakit kelamin tersebut adalah sipilis dan gonorrgoe. Keduanya dapat mengakibatkan penderitanya menjadi epilepsi, kelumpuhan, idiot psikotik yang berjangkit dalam diri pelakunya dan juga kepada keturunan.
- Merusak sendi-sendi kehidupan keluarga, sehingga keluarga menjadi berantakan.
- Memberi pengaruh demoralisasi kepada lingkungan, khususnya remaja dan anak-anak yang menginjak masa puber.
- Berkorelasi dengan kriminalitas dan kecanduan minuman keras dan obat terlarang (narkoba).
- Merusak sendi-sendi moral, susila, hukum dan agama.
- Terjadinya eksploitasi manusia oleh manusia lain yang dilakukan oleh germo, pemeras dan centeng kepada pelacur.
- Menyebabkan terjadi disfungsi seksual antaralain : impotensi, anorgasme.
- Kebiasaan buruk, Badan lemas dan lelah,Badan dimanipulir dan di eksploitasi
- Kekerasan
- Penghasilan lambat laun menurun
- Usia lebih dari 30 tahun biasanya mengalami konflik jiwa
D. Masalah-masalah yang timbul dari PSK
Beberapa masalah yang timbul karena menjadi PSK, antara lain :
1) Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti, HIV/AIDS.
2) Timbul kehamilan yang pada umumnya tidak diinginkan
3) Timbul Kekerasan
4) Mengganggu ketenangan lingkungan tempat tinggal
E. PSK Pekerjaan tak bermoral
Faktor-faktor yang menyebabkan PSK dianggap sebagai pekerjaan yang tidak
bermoral :
1) Pekerjaan ini identik dengan perzinahan yang merupakan suatu kegiatan seks
yang dianggap tidak bermoral oleh banyak agama
2) Perilaku seksual oleh masyarakat dianggap sebagai kegiatan yang
berkaitan dengan tugas reproduksi yang tidak seharusnya digunakan secara bebas
demi untuk memperoleh uang.
3) Pelacuran dianggap sebagai ancaman terhadap kehidupan keluarga yang
dibentuk melalui perkawinan dan melecehkan nilai sakral perkawinan.
4) Kaum wanita membenci pelacuran karena dianggap sebagai pecuri cinta dari
laki-laki (suami) mereka sekaligus pencuri hartanya.
F. Peran sebagai petugas kesehatan
Peran sebagai petugas kesehatan dalam masalah pekerja seks komersial yaitu
:
1) Memberikan pelayanan secara sopan seperti melayani pasien-pasien yang
lain
2) Belajar membuat diagnosa dan mengobati PMS
3) Mengenal berbagai jenis obat yang masih efektif, terbaru, murah dan
cobalah menjaga kelangsungan pengadaan obat
4) Cari pengadaan kondom yang cukup dan rutin bagi masyarakat.
5) Memastikan ketersediaan pelayanan kesehatan termasuk KB, perawatan PMS
dan obat yang terjangkau serta penanggulangan obat terlarang
BAB
IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Seseorang
menjadi PSK adalah alasan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan
keluarganya, tingkat pendidikan PSK sangat rendah, sebagian besar tamatan
sekolah dasar (SD) dan beberapa tidak mengenyam pendidikan dasar sama sekali,
pendidikan rendah dan minimnya keahlian dan sempitnya lapangan pekerjaan
membuat wanita nekad untuk bekerja sebagai PSK yang rendah.
Respon
masyarakat sekitar terhadap lokalisasi prostitusi, beragam ada yang setuju
karena keberadaan lokalisasi prostitusi
dapat memberikan tambahan penghasilan utama bagi pedagang dan pihak yang
menyewa rumah nya untuk praktek prostitusi, sedangkan masyarakat yang tidak
setuju adanya praktek prostitusi lebih banyak memberikan dampak buruk keresahan
karena banyak di jumpai pelanggan dan PSK selain terjadinya perzinahan dan
menimbukan suara bising akibat kendaraan maupun musik yang di putar terlalu
keras.
B. SARAN
Berdasarkan
dari hasil penelitian bagi pemerintah, perlu adanya peningkatan pendidikan,
pelatihan keahlian, kemudian pemerintah menyediakan lapangan kerja bagi wanita,
terutama di daerah penduduk yang banyak PSK.
Bagi
masyarakat, peningkatan kesadaran bahwa lokalisasi prostitusi adalah bagian
dari penyakit masyarakat, sehingga ada upaya untuk saling menjaga sesama
anggota masyarakat dari pengaruh buruk lokalisasi prostitusi, masyarakat
mestinya dapat menerima dengan baik PSK yang berniat untuk bertobat kembali hidup
normal.
DAFTAR
PUSTAKA
Albarda (2004). Sebab akibat bayaknya pekerja PSK). From http://rachdian.com/index2.php?option=com_docman&task=doc_view&gid=27&Itemid=30, 3 August
2008
Endah
(2010).permasalahan-permasalahan wanita.